Organel‐organel Sel
1. Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrol sel eukariotik (sebagian kecil gen terletak pada mitokondria dan kloroplas). Nukleus ini umumnya merupakan organel yang paling jelas terlihat dalam sel eukariotik, rata‐ rata berdiameter 5 µm. Selubung nukleus melingkupi nukleus yang memisahkan perangkat nukleus dari sitoplasma.
Nukleus berfungsi sebagai pusat organisasi seluler dan tempat penyimpanan substansi genetik sel. Nukleus memiliki nukleolus, yang berfungsi sebagai tempat perakitan ribosom. Nukleus juga mengontrol sintesis protein di sitoplasma.
2. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang memiliki struktur paling kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasma. Ribosom hanya dapat diamati dengan mikroskop elektron. Ribosom merupakan tempat terjadinya sintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misalnya, sel hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom terdiri atas ribosom bebas dan ribosom terikat. Ribosom bebas tersuspensi di dalam sitosol, sedangkan ribosom terikat melekat pada retikulum endoplasma.
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) terdiri atas jaringan tubula dan gelembung membran yang disebut sisterna. Ada dua daerah RE yang struktur dan fungsinya berbeda, yaitu RE halus (Smooth endoplasmic reticulum) dan RE kasar (rough endoplasmic reticulum). Disebut RE halus karena permukaan sitoplasmiknya tidak mempunyai ribosom, sedangkan RE kasar nampak kasar karena terdapat ribosom di permukaan sitoplasmik membran.
RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, seperti sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun. Sementara itu, RE kasar bersama ribosom membentuk protein sekretoris (seperti glikoprotein) dan membentuk fosfolipid membrannya sendiri.
4. Aparatus Golgi
Aparatus golgi terdiri dari kantung membran yang pipih. Suatu sel dapat memiliki beberapa tumpuk aparatus golgi. Aparatus golgi memiliki polaritas yang jelas, dengan membran sisterna pada ujung‐ujung yang berlawanan merupakan suatu tumpukan yang berbeda ketebalan dan komposisi molekularnya. Kedua kutub tumpukan golgi disebut sebagai permukaan cis dan permukaan trans, masing‐masing bertindak sebagai penerima dan pengirim pada aparatus golgi. Permukaan cis biasanya berada di dekat RE. Vesikula transpor memindahkan materi dari RE ke golgi melalui permukaan cis. Permukaan trans menghasilkan vesikula yang akan tercabut dan berpindah ke tempat lain. Secara umum, aparatus Golgi berfungsi sebagai pusat manufaktur, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman produk sel.
5. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel semi otonom, memiliki membran ganda, ribosom, dan materi genetik. Mitokondria terbungkus oleh suatu selubung yang terdiri atas dua membran, masing‐masing merupakan bilayer fosfolipid dengan struktur yang unik. Membran luarnya halus dan membran dalamnya berlekuk‐lekuk disebut krista. Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruangan internal. Yang pertama berupa ruangan intermembran, daerah sempit antara membran luar dan membran dalam. Ruang kedua adalah matriks mirokondria, dilingkupi oleh membran dalam. Mitokondria berfungsi dalam respirasi sel dan penghasil energi utama di dalam sel.
6. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis plastida. Contoh plastida yang lain adalah amiloplas. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang bersama‐sama dengan enzim dan molekul lain akan berfungsi dalam produksi makanan melalui proses fotosintesis. Organel ini berukuran kira‐kira 2 µm x 5 µm, dan umumnya ditemukan dalam sel tumbuhan hijau. Di dalam kloroplas terdapat sistem membran tersendiri. Terdapat struktur seperti kepingan‐kepingan logam disebut tilakoid. Beberapa tilakoid dapat ditumpuk membentuk struktur yang disebut grana. Cairan diluar tilakoid disebut stroma. Dengan demikian, membran tilakoid ini membagi bagian dalam kloroplas menjadi dua ruangan, yaitu ruang tilakoid dan stroma. Ruangan‐ruangan ini berkaitan dengan fungsi kloroplas sebagai organel fotosintesis.
7. Lirosom
Lisosom merupakan kantung terikat membran dari enzim hidrolitik yang digunakan oleh sel untuk mencerna makromolekul. Enzim yang dimiliki lisosom berfungsi untuk menghidrolisis polisakarida, protein, lemak, dan asam nukleat. Enzim ini bekerja baik pada pH asam. Selain enzim hidrolitik, lisosom juga berfungsi sebagai pencernaan intraseluler, melakukan daur ulang materi organik selnya sendiri, serta membantu sel memperbaharui dirinya sendiri.
8. Vakuola
Vakuola merupakan kantung terikat membran di dalam sel. Vakuola memiliki beragam fungsi. Vakuola makanan memiliki fungsi fagositosis. Vakuola kontraktil dapat berfungsi menjaga keseimbangan air di dalam sel. Adapula vakuola sentral pada sel tumbuhan yang berfungsi untuk menyimpan senyawa organik ataupun ion anorganik. Vakuola sel tumbuhan merupakan ruangan serbaguna, yang memiliki banyak fungsi, di antaranya:
- Menyimpan senyawa organik dan inorganik
- Tempat pembuangan produk‐samping metabolisme yang berbahaya
- Mewarnai sel, bagi vakuola yang mengandung pigmen warna
- Melindungi tumbuhan dari pemangsa karena mengeluarkan racun atau bau yang tidak sedap
- Membantu pertumbuhan sel, menambah ukuran sel dengan membuat sitoplasma bar
9. Sitoskeleton
Sitoskeleton disebut juga sebagai rangka sel. Hal ini karena sitoskeleton berfungsi memberikan dukungan mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya. Sitoskeleton membuat sel memiliki bentuk, merupakan tempat tertambatnya beberapa organel dan mengarahkan gerakan yang lain. Sitoskeleton memungkinkan seluruh sel dapat bertukar bentuk atau bergerak. Sitoskeleton juga terlibat dalam beberapa jenis motilitas (pergerakan) sel dan pengaturan aktivitas biokimiawi di dalam sel.
Jenis serabut yang menyusun sitoskeleton terdiri atas mikrotubula, merupakan serabut yang paling tebal di antara serabut yang lain. Mikrofilamen (filamen aktin) merupakan serabut yang paling tipis, dan filamen intermediet ialah serabut dengan diameter dalam kisaran menengah.