Bagaimanakah Cara Ilmuwan Mengetahui Umur Suatu Fosil atau Artefak ? Simak Penjelasannya

Metode atau cara ilmuwan menentukan usia fosil dan artefak sejarah


Fosil merupakan jejak organik yang ditinggalkan oleh organisme yang hidup di masa lalu, sedangkan artefak adalah benda yang dibuat oleh manusia.

Ilmuwan menggunakan beberapa metode untuk menentukan usia suatu fosil atau artefak. Metode yang digunakan tergantung pada jenis fosil atau artefak yang akan diukur usianya. Berikut ini beberapa motode yang digunakan ilmuwan untuk mengukur usia fosil dan artefak sejarah :

1. Metode penanggalan karbon-14

Metode karbon-14 adalah metode yang digunakan untuk menentukan usia fosil yang berasal dari organisme yang hidup dalam jangka waktu yang relatif singkat, seperti hewan dan tumbuhan. Metode ini berdasarkan pada fakta bahwa karbon-14 adalah isotop radioaktif dari karbon yang dihasilkan dalam atmosfer melalui interaksi radiasi kosmik dengan nitrogen.

Ketika organisme hidup, ia menyerap karbon dari lingkungan, termasuk karbon-14. Setelah organisme mati, proses pembusukan atau pembakaran akan menghentikan proses penyerapan karbon-14. Dengan demikian, jumlah karbon-14 dalam fosil akan terus berkurang seiring berjalannya waktu.

Untuk menentukan usia fosil, ilmuwan akan mengukur jumlah karbon-14 yang ada di dalam fosil tersebut dan membandingkannya dengan jumlah karbon-14 yang ada di dalam organisme yang hidup saat ini. Dari perbandingan ini, ilmuwan dapat menentukan berapa lama fosil tersebut sudah ada.

Metode ini paling efektif untuk fosil yang masih memiliki cukup karbon-14 untuk diukur, yang biasanya fosil yang masih berusia kurang dari 50,000 tahun. Namun, metode ini tidak dapat digunakan untuk fosil yang berusia lebih dari 50,000 tahun karena jumlah karbon-14 dalam fosil tersebut sudah sangat kecil sehingga tidak dapat diukur dengan akurasi yang baik.

2. Metode urutan stratigrafi

Metode urutan stratigrafi adalah metode yang digunakan untuk menentukan usia fosil berdasarkan posisinya dalam lapisan geologi. Fakta dasar dari metode ini adalah bahwa lapisan geologi yang lebih tua akan berada di bawah lapisan geologi yang lebih muda, jika tidak ada proses yang menyebabkan perubahan posisi lapisan geologi.

Ilmuwan akan mengamati lapisan geologi di sekitar fosil yang ingin ditentukan usianya. Lapisan geologi yang berada di atas fosil tersebut akan dianggap lebih muda daripada lapisan geologi yang berada di bawah fosil tersebut. Ilmuwan dapat menentukan usia fosil dengan mengetahui usia lapisan geologi yang berada di atas dan di bawah fosil tersebut.

Metode ini sangat berguna untuk menentukan usia fosil yang berasal dari organisme yang hidup dalam jangka waktu yang panjang, seperti fosil dinosaurus. Namun, metode ini tidak dapat digunakan untuk fosil yang berasal dari organisme yang hidup dalam jangka waktu yang singkat, seperti tumbuhan atau hewan.

Selain itu, metode ini juga tidak cocok digunakan pada daerah yang mengalami pengangkatan dan penurunan tanah yang cukup besar sehingga menyebabkan campuran lapisan geologi.


3. Metode radioisotop

 Metode radioisotop adalah metode yang digunakan untuk menentukan usia fosil atau batuan dengan mengukur jumlah isotop radioaktif yang ada di dalamnya. Beberapa isotop radioaktif yang sering digunakan untuk menentukan usia fosil atau batuan adalah uranium-238, uranium-235, dan thorium-232.

Setiap isotop radioaktif memiliki periode paruh yang berbeda, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk setengah dari jumlah isotop tersebut mengalami peluruhan radioaktif. Setelah periode paruh, jumlah isotop radioaktif akan terus berkurang.

Ilmuwan akan mengukur jumlah isotop radioaktif yang ada di dalam fosil atau batuan dan membandingkannya dengan jumlah isotop radioaktif yang ada di dalam batuan atau fosil yang dianggap sebagai acuan. Dari perbandingan ini, ilmuwan dapat menentukan berapa lama fosil atau batuan tersebut sudah ada.

Metode ini berguna untuk menentukan usia fosil yang berasal dari organisme yang hidup dalam jangka waktu yang panjang, seperti fosil dinosaurus, dan juga digunakan untuk menentukan usia batuan dan mineral. Namun, metode ini memerlukan alat yang cukup canggih dan mahal serta memerlukan kalibrasi yang tepat dan konsisten.

4. Metode arkeologi: 

Metode arkeologi adalah metode yang digunakan untuk menentukan usia artefak berdasarkan konteks temuan dan cara pembuatannya. Arkeolog akan mengamati artefak dan mencari tahu konteks temuan tersebut, seperti posisi artefak dalam lapisan tanah, kondisi artefak, dan artefak lain yang ditemukan bersama dengan artefak tersebut.

Arkeolog juga akan menganalisis cara pembuatan artefak dengan mengamati teknologi yang digunakan, bahan yang digunakan, dan desain artefak. Dari analisis ini, arkeolog dapat menentukan periode waktu di mana artefak tersebut dibuat.

Metode ini sangat berguna untuk menentukan usia artefak yang dibuat oleh manusia seperti peralatan, bangunan, atau patung. Namun, metode ini tidak dapat digunakan untuk menentukan usia fosil yang berasal dari organisme yang hidup di masa lalu.

Selain itu, metode ini juga tidak dapat digunakan untuk artefak yang telah mengalami proses penguraian atau kerusakan yang cukup parah, sehingga tidak dapat di analisis dengan baik.

5. Metode dendrochronology

Metode dendrochronology adalah metode yang digunakan untuk menentukan usia kayu atau artefak yang terbuat dari kayu. Metode ini berdasarkan pada fakta bahwa pohon menambah lapisan pada batangnya setiap tahun, yang disebut dengan lapisan tahunan. Lapisan tahunan tersebut dapat digunakan untuk menentukan usia pohon saat kayu tersebut dipotong.

Ilmuwan akan mengambil sampel kayu dari artefak yang ingin diukur usianya dan mengamati lapisan tahunan yang ada di dalamnya. Lapisan tahunan akan digunakan untuk membuat diagram tahunan atau serangkaian lapisan tahunan yang diperoleh dari pohon yang masih hidup.

Setelah diagram tahunan dibuat, ilmuwan akan mencocokkan diagram tahunan yang diperoleh dari sampel kayu dengan diagram tahunan yang diperoleh dari pohon yang masih hidup. Dari perbandingan ini, ilmuwan dapat menentukan berapa lama kayu tersebut sudah dipotong dan digunakan untuk membuat artefak.

Metode ini sangat efektif untuk menentukan usia kayu atau artefak yang terbuat dari kayu. Namun, metode ini tidak dapat digunakan untuk menentukan usia fosil yang berasal dari organisme lain atau benda yang tidak terbuat dari kayu.



LihatTutupKomentar